Angie: Katakan Tidak Pada Korupsi



Wanita ini terhuyung. Tubuh lemas. Paras pucat pasi, matanya nanar. Tampil polos sonder riasan kosmetik segaris pun. Kaus coklat lengan panjang dan celana hitam itu seperti tak diseterika. Jika tak dipapah dua pria, mungkin sudah ambruk.

Bertahun-tahun melihat Angelina Sondakh yang wangi nan permai, Selasa 1 Mei 2012, itu kita menyaksikan Angelina Sondakh yang kalah. Wajahnya kuyu. Seperti tak punya masa lalu yang gemilang. Terbata-bata dia menyahut pertanyaan wartawan. “Sinusitis saya kambuh,” katanya.   

Sinus adalah rongga udara yang terdapat di area wajah. Rongga itu terhubung dengan hidung. Berfungsi menjaga pertukaran udara di lubang hidung. Jika daerah sinus itu sakit, maka daerah hidung ikut sakit. Entah karena sinus itu meradang, Selasa siang itu hidung Angelina Sondakh bernanah.

Penyakit ini, katanya, sudah hinggap semenjak belia. Itu sebabnya dia berwajah pucat. Bersama suhu tubuh yang tinggi, Angelina diangkut ke klinik THT di Proklamasi, Jakarta Pusat. Diperiksa dokter ahli di situ.

Satu jam di sana, dia kembali ke kamar tahanan di Komisi Pemberantasan Korupsi di kawasan Kuningan Jakarta Selatan. Meringkuk lagi di situ. Dalam kamar yang panjangnya 3,5 meter dan lebar 3,1 meter. Di kamar sempit itu hanya ada satu dipan kecil dengan kasur berbusa. Sebuah bantal dan lemari kecil.

Ditahan semenjak 27 April 2012 di kamar tahanan itu, tubuh Angelina ambruk. Demam tinggi. Sinusitis kambuh. Sebelum dipapah ke klinik di Proklamasi itu, dia nyaris tidak bisa bangun.

***

Angelina Patricia Pingkan Sondakh, begitu nama pemberian orang tuanya, kini seperti sedang menyindir dirinya sendiri. Pada masa kampanye Pemilu 1999, wajahnya hadir di hampir semua televisi. Membawa iklan Partai Demokrat. Dengan jingle yang sohor, “Katakan Tidak Pada Korupsi.” Kini dia meringkuk di kamar tahanan, justru dengan sangkaan korupsi.

Sebelum ditahan Jumat  pekan lalu itu, Angie –begitu dia disapa-  diperiksa para penyidik selama 7 jam. Dicecar 31 pertanyaan. Hampir semua pertanyaan itu terkait dengan perannya di Badan Anggaran Dewan Perwakilan Rakyat.

Dia menjadi tersangka dalam kasus suap SEA Games di Palembang. Mantan Bendahara Umum Partai Demokrat, Muhammad Nazaruddin sudah divonis 4 tahun 10 bulan dalam kasus ini. Adalah Nazaruddin yang berkali-kali menyebut nama Angie terlibat dalam kasus ini. (Baca juga: "Angie dan Peran Sulit untuk Berkelit")
Angie sudah ditetapkan menjadi tersangka Februari 2012. Dia dituduh menerima uang suap dalam proyek senilai Rp 191,6 miliar itu. Proyek ini direncanakan ketika Angie duduk sebagai Wakil Ketua Badan Anggaran DPR. Dua saksi menuduhnya menerima uang pelicin. Membantu meloloskan proyek ini.

Dua saksi itu adalah anak buah Nazaruddin. Mindo Rosalina Manulang dan Yulianis. Ketika menjadi saksi dalam sidang Nazaruddin, Rosa mengaku menyetor dana sebesar Rp10 miliar. “Sebanyak Rp5 miliar untuk Angie,”ujar Rosa.

Keterangan Yulianis  juga menyusahkan posisi Angie. Mantan Wakil Direktur Keuangan PT Permai Group itu membeberkan soal aliran dana dalam kasus ini. "Angelina Sondakh mendapat Rp5 miliar," kata Yulianis saat bersaksi untuk Nazaruddin di Pengadilan Tipikor, Jakarta, Rabu 25 Januari 2012. Angie membantah keras semua tuduhan itu.
Dia memang mengaku empat kali bertemu dengan Mindo Rosa Manulang, tapi cuma sepintas saja. Pertemuan-pertemuan itu sama sekali tidak membahas soal pembangunan Wisma Atlet Palembang. Dia mengaku tidak kenal dekat dengan Rosa. Jadi, sungguh tak masuk akal membahas proyek besar dengan sesorang yang cuma dikenal sepintas lalu.
Hakim memang sempat mencecar soal kadar hubungan dengan Rosa itu. Dia diketahui pernah mengundang Rosa untuk hadir dalam acara “tedak sinten” putranya, Keanu Jabaar Massaid. Tapi Angie menjawab tangkas bahwa tidak mengundang banyak orang ke acara itu. Jadi tidak ada sesuatu yang spesifik tentang Rosa.

"Saya mengundang semua teman-teman saya yang kontaknya ada di HP saya,” katanya. Begitu di-blast, maka otomatis Rosa juga mendapat undangan itu. (Selengkapnya baca di sini)
Kesaksian Rosa, Yulianis dan bantahan Angie itulah yang ditelusuri para penyidik di KPK. Dalam pengusutan itu, para penyidik menemukan kasus lain yang diduga merugikan keuangan negara dan menyeret Angelina Sondakh.

Angie juga diduga terlibat dalam kasus korupsi di Kementerian Pendidikan Nasional. Para penyidik menemukan 16 aliran dana yang mencurigakan di rekening Angie. Dengan temuan baru itu Angie juga pun diancam dengan Undang-undang Pencucian Uang, sebuah ancaman yang bisa memaksa Angie menuntaskan empat hingga 20 tahun hidupnya di dalam penjara. Sebuah masa depan yang suram.

***

Padahal masa lalu dan karirnya sudah ditata dengan baik. Anak bungsu dari pasangan Prof. Dr. Ir. Lucky Sondakh, MSc dan Ir. Sjul Kartini Dotulong itu, mengenyam pendidikan di Australia. Dia memang lahir di negeri Kangguru itu. Tanggal  28 Desember 1977. Pukul tujuh lebih 30 menit. Di Armidale Hospital, Armidale, New South Wales, Australia.

Ketika itu sang ayah tengah kuliah di negeri itu. Sang ayah bekerja sebagai Dosen di Universitas Sam Ratulangi Manado. Di kemudian hari, Lucky Sondakh, juga menjadi Rektor di universitas tersebut dan tokoh terhormat di Manado.

Dalam situs pribadinya, angelinasondakh.com, Angie berkisah soal asal usul nama dan riwayat hidupnya. Nama Angelina itu, katanya, diinspirasi  film  Charlie’s Angels. Serial TV yang sohor tahun 1970-an itu sungguh memikat sang ayah. Terpikat pada malaikat cantik dalam film itu, dia lalu memberi nama bayi mungil itu Angelina.

Dia berharap sang anak akan menjadi wanita cantik. Cerdas, berani dan memiliki semangat kepahlawanan seperti kisah para malaikat dalam serial itu. Sang ayah juga menyelipkan Patricia dalam namanya.

Patricia diharapkan menjadi patriot. Menjadi wanita, yang dalam hidupnya kelak, tidak hanya mengejar keberhasilan dan kesenangan diri sendiri. Tetapi juga berjuang untuk kepentingan tanah tumpah darahnya.

Nama Pingkan diambil dari cerita rakyat 'Pingkan Matindas'. Menurut legenda, kisah Angie dalam situs pribadinya itu, Pingkan merupakan simbol kepribadian dan integritas wanita Minahasa yang cantik, setia, cerdas, patriotik, dan cerdik. Angie diharapkan menjadi sosok Pingkan kelak di kemudian hari. 

Angie menjalani masa kanak-kanak di Australia. Ketika usianya 5 tahun mereka kembali ke Manado. Tapi dia susah  berbahasa Indonesia. Wajar saja, karena semasa di Australia, kedua orang tua Angie dan kakaknya, Frank, jarang sekali berbahasa Indonesia. Angie kemudian disekolahkan di SD Laboratrium IKIP Menado.

Demi pendidikan yang lebih baik, setelah lulus Sekolah Menengah Pertama (SMP), orang tuanya kemudian mengirim Angie dan kakaknya, Frank, kembali ke Australia. Mereka tinggal di Sidney, New South Wales.

Di Australia, ia bersekolah di Presbyterian Ladies College. Menginjak kelas 2, Angie pindah dari sekolah asrama  ke sekolah umum di Armidale. Ke tempat kelahiran Angie yang agak jauh dari ibukota, Sidney. Orang tuanya beralasan bahwa dengan berpisah dari kakaknya, Angie lebih mandiri. Dia meneruskan sekolah di Armidale Public High School.

Tapi Angie tak lama di Australia. Ia harus pulang ke Indonesia. Selain karena kakaknya, Frank, telah lulus kuliah dari Sidney, alasan lainnya adalah "We are running out of money", kata sang ibu sebagaimana dituturkan Angie dalam situs pribadi itu.

Akhirnya Angie  masuk  ke SMU Negeri 2 Manado. Di sekolah itu dia  harus mengulang dari kelas satu. Sekolah itu beralasan bahwa di Australia tidak diajarkan beberapa mata pelajaran penting.  Untuk mengisi waktu luang, sepulang sekolah Angie sering mengajar bahasa Inggris kepada anak-anak di sekitar rumah.

Pada masa-masa SMU itu, Angie sungguh sibuk. Sibuk dengan murdi-murid kecilnya, sibuk pacaran, juga sibuk mengikuti rupa-rupa perlombaan. Salah satunya adalah mengikuti pemilihan Puteri Manado. Dan dia kerap kali menjadi juara dalam sejumlah ajang itu.

Lulus SMA tahun 1995, ia hijrah ke Jakarta. Kuliah di Fakultas Ekonomi Manajemen Universitas Atmajaya. Selama kuliah, ia makin sering ikut lomba puteri kecantikan. Dan segala upayanya tidak sia-sia. Tahun 2001, mahkota Putri Indonesia  menjadi milik Angie.

Sejak itu namanya terkerek sebagai pesohor baru. Angelina memasuki babak baru dalam hidupnya. Dia juga dipilih menjadi duta batik tahun 2006.

Berbeda dengan para Putri Indonesia yang memilih karir di dunia selebritis, Angie memilih jalur politik. Masuk Partai Demokrat. “Dia masuk tahun 2003,” kata pendiri dan mantan Ketua Umum Partai Demokrat 2001-2005, Prof. Dr. Subur Budhisantoso.(Lihat Infografik: Angie dan Skandal Korupsi)

Saat itu, kata Subur, Demokrat baru berdiri.  Demokrat, seperti juga partai politik lain, berlomba-lomba merekrut para selebritis. Tujuannya apalagi kalau bukan sebagai penarik suara (vote getter). Akhirnya beberapa selebritis masuk Demokrat. Seperti Sys NS, Roy Marten, Komar, Adjie Massaid dan Angelina Sondakh.

Pada tahun 2004, menjelang  pemilihan legislatif, para selebritis ikut merebut kursi wakil rakyat di Senayan. Angie diberi daerah Jawa Tengah IV meliputi Magelang, Purworejo, Temanggung dan Wonosobo.

Tentang alasan  Demokrat mencalonkan Angie, anggota Pembina Partai Demokrat, Prof. Dr Ahmad Mubarok, mengatakan bahwa,”Karena Angie cantik, komunikatif, masih muda dan pintar.”

Dan Angie memang tidak sekedar pintar. Tapi juga ulet dan pekerja keras. Dia rajin keluar masuk daerah pemilihannya di Jawa Tengah. Hasilnya memuaskan. Meski bukan berasal dari daerah Jawa, putri Manado ini sukses menjadi anggota parlemen untuk periode 2004-2009 mewakili Jawa Tengah IV.

Dia lolos bersama Komar dan Adjie Massaid. Para politisi senior Demokrat kagum dibuatnya. Angie dinilai cepat beradaptasi, mau turun ke bawah dan lihai meraih simpati khayalak ramai.

Di DPR, Angie duduk di Komisi X yang membawahi bidang pendidikan dan olahraga. Periode pertama ini sukses dijalankan Angie. Ia malah mendapat kepercayaan untuk kembali menjadi calon legislatif untuk periode 2009-2014 dari Jawa Tengah IV. Dan dia lolos lagi.

Kedekatan Angie dengan Adjie Massaid sebagai sesama selebriti dan politikus Demokrat kemudian berlanjut ke pelaminan. Mereka akhirnya menikah 29 April 2009. Saat itu Angie tengah hamil empat bulan. Sebelum menikah, Angie memeluk Islam. Keluarga mereka bahagia.

Kebahagiaan itu kian lengkap dengan kehadiran buah cinta mereka, Keanu Jabbar Massaid, yang lahir dengan operasi caesar tanggal 9 September 2009.

Tapi kebahagiaan itu tidak berlangsung lama. Adjie mendadak meninggal dunia tanggal 5 Februari 2011 setelah pulang bermain futsal. Angie pun resmi menjadi janda tiga anak. Dua anak lain adalah hasil pernikahan Adjie dan Reza  Artamevia, Zahwa dan Aaliya.

Namun pernikahan Angie dan Adjie bukan tanpa kerikil. Adalah Elza Syarief yang membuka rahasia di balik perkawinan ini ke publik tentang keretakan hubungan Angie dan Adjie sebelum Adjie wafat. Menurut Elza, Angie sudah sering meminta cerai ke Adjie.

Sepupu Adjie, Linda Djalil, menolak berkomentar saat ditanya VIVAnews. Namun di situsnya dia tak membantah ketidakharmonisan ini. Pada 16 Februari 2012 Linda menulis di situsnya soal ketidakharmonisan ini. Menurut dia, dengan mengutip Elza, Angie berulangkali minta cerai.  Adjie menganggap Angie tidak begitu memperhatikan kedua anaknya dari pernikahan dengan Reza. 

“Angie juga membuat Adjie ketakutan karena memiliki uang berlimpah dan bisa berbelanja secara online sampai Rp1 miliar. Pernah pula Adjie dengan seram melihat Angie membagi-bagikan  uang banyak sekali kepada pihak tertentu di kamar mandi ruang publik. Semua itu menjadi permasalahan keributan,” tulis Linda.

Soal royal belanja online itu pernah ditanya kuasa hukum Nazaruddin ketika Angie hadir sebagai saksi, 15 Februari 2012. “Anda pernah belanja online barang mewah,”? tanya Rufinus kuasa hukum Nazaruddin.

Angelina Sondakh membantah keras soal isu permintaan cerai itu.”Saya berusaha sekali untuk bersabar dengan pemberitaan tersebut,” kata Angelina, Kamis 1 Maret 2012. Semua berita itu, katanya, adalah fitnah belaka.

Dia juga membantah keras tuduhan royal belanja online itu.”Tidak pernah belanja lewat online,” bantah Angie. Dia juga menyebutkan bahwa gajinya di DPR, setelah dipotong iuran, terima Rp20 juta. Semua harta, katanya, berasal dari gaji dan uang yang halal.

Menurut Laporan Hasil Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN),  tahun 2010, harta Angie memang melesat jauh dibanding tujuh tahun lalu sebelum jadi anggota DPR.  Tahun 2003, hartanya cuma Rp618 juta. Pada 2010 jumlah harta itu mencapai Rp6,155 miliar. Meningkat sepuluh kali lipat. 

Di luar kasus rumah tangga dan harta itu, karir politisi tercantik nomer 16  di dunia versi majalah “20 Minutos” pada tahun  2009 itu, sesungguhnya tengah moncer.  Ia merupakan tim sukses Anas Urbaningrum saat Kongres ke III Partai Demokrat. Setelah Anas terpilih, Angie diberikan kedudukan sebagai Wakil Sekjen Partai Demokrat.

Angie juga sempat menjadi orang kepercayaan Anas. Saat polemik pemilihan langsung Gubernur DIY ramai Desember 2010 lalu, Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Demokrat Yogya saat itu yang juga adik Sri Sultan HB X, GBPH Prabukusumo, memilih mundur.

Anas menunjuk Angie sebagai pelaksana tugas Ketua DPD Demokrat Yogyakarta. Dan dia sukses menyelesaikan krisis politik tersebut.  Ia mengawal pengurus di sana hingga memilih ketua baru.

Tapi justru saat karir politiknya kian benderang, ia tersandung kasus wisma atlet. Skandal yang menyeretnya ke titik nadir. Putri Indonesia itu kini harus menghabiskan waktunya di kamar sempit itu. Terhuyung karena sinusitis. Sendirian.

0 komentar:

Post a Comment

◄ Posting Baru Posting Lama ►
 

Copyright 2012 Klik Donwload: Angie: Katakan Tidak Pada Korupsi Template by Bamz | Publish on Bamz Templates